Selasa, 28 September 2021

Mengkritik Sistem Pendidikan Saat Ini
          “Pendidikan  adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.”

          Tapi benarkah itu semua ? Benarkah pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi diri seorang siswa. Dari yang saya lihat selama ini adalah bahwa pendidikan hanya bertujuan untuk menghancurkan kreativitas anak, bahkan penghancuran ini sudah dimulai sejak kita masih berada di TK maupun sekolah dasar. Sebelum masuk sekolah kita sebagai anak-anak pasti memiliki khayalan yang tinggi, kebebasan tanpa adanya kekangan dari apapun, dan kita memiliki rasa tidak takut salah. Tetapi semua itu berubah sejak kita masuk ke dalam lingkungan pendidikan, kita semua dibuat takut oleh guru, dibuat takut akan kesalahan. Contohnya saja saat kita melaksanakan ulangan, murid manapun yang sedang menghadapi ulangan pasti takut bahwa jawabannya akan salah, takut apabila nilai rendah akan membuat orang tua marah, takut apabila nilai di rapor merah akan membuat kita tidak naik kelas. Saya tau bahwa hal itu memang dibutuhkan, tapi secara tidak sadar hal itu akan membunuh kreativitas siswa. Bukan hanya itu saja, sadar tidak sadar sistem pendidikan kita mengajarkan bahwa apabila kita tidak dapat meguasai apa yang diberikan sekolah maka kita tidak akan dapat sukses, kita terikat pada peraturan ini, kita terikat pada peraturan yang dapat membunuh kreativitas kita.

          Sadarkah kalian, bahwa sekolah hanya membuat anak didiknya menjadi stress, terkekang pada sesuatu membuat kita menjadi stress. Kalau ditanya terkekang oleh apa, jelas saya akan mengatakan bahwa kami terkekang oleh peraturan yang sangat membodohi diri kami sendiri. Picasso mengatakan “Semua anak itu lahir sebagai orang yang luar biasa.” Kalau lahir sebagai orang yang luar biasa lalu kenapa masih saja ada pengangguran di luar sana dan masih saja ada anak-anak kecil yang mengemis. Sebagai anak yang luar biasa kita seharusnya dapat meraih mimpi kita, tetapi sadarkah kalian bahwa di luar sana terdapat banyak anak-anak yang tidak tercapai mimpinya karena menyerah. Mungkin di antara mereka ada yang berpikiran seperti ini, “Gak usah ketinggian lah mimpinya, hadapi aja realita yang ada.” Para pembaca sekalian mau tau salah satu penyebab dari kasus ini, tidak lain dan tidak bukan adalah sistem pendidikan sendirilah yang merupakan biang keroknya. Selain itu juga tekanan bahwa akan menjadi apa kedepannya juga yang membuat para siswa menjadi stress, karena terbebani oleh tanggung jawab ini. “Yang belajar matematika belum tentu menjadi ahli hitung dan yang belajar bahasa belum tentu menjadi ahli bahasa.” Jelas sekali bahwa apabila nilai dari pelajaran yang kita kurang sukai rendah dikarenakan pemahaman yang kurang ataupun kita tak memiliki kelebihan dalam bidang itu, tetapi bukan berarti saya berkata bahwa kita harus menyerah apabila mendapat nilai yang rendah, karena semua orang dapat menjadi apapun asal memiliki usaha. Tapi yang saya tegaskan disini adalah bahwa sistem pendidikan memaksa kita untuk terus mengikuti apa yang dia katakan, kita tidak bisa melawan. Akibatnya selama 12 tahun sekolah wajib kita hanya akan menjadi pesuruh sistem pendidikan, kita tak dapat melawan aturan yang diberikan, dan akhirnya terkekanglah kita hingga lulus.

          Selama menelusuri pencarian bahan artikel ini saya menemukan sesuatu yang lucu, dalam sebuah komentar video pendidikan, salah satu akun mengatakan bahwa “terpuruknya pendidikan Indonesia, karena Indonesia masih menganut sistem DDCH (duduk diam catat hafal). hampir semua teori kita pelajari (hafal), lalu test uji pemahaman dgn cara copy paste apa yg telah kita pelajari. dari sini siswa tidak paham mengapa kita harus mempelajari banyak hal tersebut, kebanyakan guru tidak mendekatkan teori dengan realitas terdekat kita.” Dan yang dikatakannya benar, dalam pembelajaran sekolah kita diberikan banyak sekali materi oleh guru dan kita sebagai murid tak bisa memilih mana materi yang kita suka maupun yang tidak kita suka. Dalam memberikan materi kebanyakan guru akan melakukan metode DDCH, sang guru tak memikirkan akan seperti apa nilai yang muridnya dapatkan dalam pelajaran lain, sedangkan dia hanya memikirkan nilai muridnya dalam pelajarannya sendiri. Akhirnya sang murid akan merasa terbebani karena tugas dan hafalan dari berbagai macam pelajaran, belum lagi dengan adanya ulangan pada saat-saat tertentu. Murid akan merasa dirinya sangat bodoh, tak punya kelebihan, dan tak punya masa depan. Murid sangat mudah terpikirkan hal itu saati ini, dikarenakan system pendidikan yang sifatnya memaksa dan mengatur pola pikir si murid.

          Dengan fakta-fakta serta opini saya diatas bukan berarti pendidikan itu adalah hal yang tidak penting. Pendidikan itu penting, tetapi konsepnya yang harus diubah. Selain itu masalah pendidikan di Indonesia bukan melulu salah sistem pendidikan, banyak juga faktor lain yang mempengaruhinya. Dengan demikian berakhirlah artikel ini. Jangan lupa untuk mengembangkan bakat kalian dan cari tau apa yang kalian inginkan. SELAMAT BERJUANG !!!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar